SEKEPING KENANGAN DARI GILI TRAWANNGAN
"Satu hari satu malam rasanya tak cukup untuk mengenal dan menyelami setiap lekuk keindahan pulau ini." Lamunku hari ini saat mengecap secangkir kopi dan melihat kembali sekeping kenangan di Pulau Gili Trawangan, Lombok Utara, NTB yang masih terbungkus dalam lembaran lembaran imaji.
Matahari pagi yang menyapa saat itu seperti sepotong roti keju yang memberi energi untuk menjelajah sedikit tentang Pulau ini.
Nampak di bibir pantai berpasir putih botol bir berserakan dan beberapa turis masih tertidur pulas terlihat capai setelah berpesta. Yah, mungkin ini pemandangan yang biasa di pulau yang sudah terkenal dengan "party" nya.
Ada pula mereka yang sedang menikmati pesisir pantai dengan lari pagi. Memang cara menikmati liburan berbeda-beda.
Menoleh kebelakang, Sejarah mencatat pulau ini dahulu adalah tempat pembuangan bagi narapidana menyusul semua penjara penuh, akhirnya sang raja yang berkuasa saat itu membuang 350 orang pemberontak sasak ke Gili Trawangan. Seiring berjalanya waktu, sekitar tahun 1970-an pulau ini dijadikan tempat singgah bagi orang bugis yang akhirnya menetap disini bersama warga sasak dan orang bali.
Berbagai tawaran wisata menjadi magnet bagi wisatawan dari berbagai penjuru dunia yang hilir mudik ke pulau ini. Di pulau ini kita dapat menyaksikan keindahan sunset maupun sunrise, berenang, menyelam, snorkeling, bersepeda, joging, kuliner hingga kebutuhan wisatawan masa kini yaitu selfie.
Tak ada kendaraan bermotor di pulau ini, transportasi utama pulau ini adalah kendaraan tradisional menyerupai andong yang disebut cidomo, sepeda kayuh dan kuda.
Walaupun sebentar saja di pulau ini, tapi rasa penasaran tentang nama Pulau Gili Trawangan yang selalu mengelitik telinga cukup terobati.
Komentar
Posting Komentar